Cara Menggunakan Tensimeter Sesuai Dengan Jenisnya Masing-masing

Banyak orang yang bertanya mengenai cara menggunakan tensimeter. Ada berbagai alasan yang mendasari mengapa mereka ingin mengetahui cara memakai tensimeter. Maka dari itulah, pada kesempatan ini, kami akan memberitahukan bagaimana cara untuk menggunakan tensimeter.

Cara Menggunakan Tensimeter

Kamu mungkin sudah tahu bahwa tensimeter memiliki beberapa jenis. Setiap jenisnya, tentu pasti memiliki cara yang berbeda-beda untuk memakainya. Hal ini wajar saja sebab komponen dan desain dari tensimeter tersebut juga berbeda-beda. Oleh karena itu, dibawah ini kami sajikan informasi mengenai cara untuk memakai tensimeter sesuai dengan jenisnya masing-masing.

1. Cara Memakai Tensimeter Air Raksa

Cara Memakai Tensimeter Air Raksa

Tensimeter pertama dan juga yang paling tertua adalah tensimeter air raksa. Tensimeter air raksa memiliki cara pemakaian yang paling rumit dibandingkan dengan jenis tensimeter yang lainnya. Adapun cara untuk memakai tensimeter air raksa adalah sebagai berikut:

  1. Pertama buka dulu tensimeter air raksa yang kamu miliki.
  2. Pindahkan jarum menuju arah ON, supaya air raksa naik.
  3. Cek nadi pasien yang hendak kamu periksa.
  4. Pasang manset sesuai ukuran dari pasien, jangan sampai longgar.
  5. Lilitkan manset tensimeter pada lengan bagian atas kanan  atau kiri di atas siku. Alasan mengapa manset dililitkan di bagian tersebut sebab pada bagian itu terdapat pembuluh darah arteri yang berasal langsung dari jantung, dan pembuluh ini berada dekat di bawah kulit.
  6. Pastikan kamu meletakkan tensimeter sejajar dengan jantung. Hal ini bisa dilakukan pada posisi pasien tidur, duduk, ataupun berdiri yang terpenting posisi tersebut dapat sejajar. Selain itu pastikan tangan pasien dalam keadaan rileks.
  7. Tutup katup untuk mengatur udara di pompa karet manset tensimeter. Caranya adalah dengan memutarnya ke kanan sampai habis.
  8. Kemudian pasangkan stetoskop di telingamu, selanjutnya pada bagian yang pipih tempelkan di bagian lipatan siku, sebelah bawah lilitan dari manset.
  9. Pompa udara menuju ke dalam manset dengan menekan pompa karet secara berulang hingga tekanan menampilkan angka 140 mmHg. Tekanan 140 mmHg ini berdasarkan mmHg pada atas tekanan sistolik yang diperkirakan di orang dewasa kondisi normal yaitu 120 mmHg. Namun jika yang diperiksa merupakan penderita hipertensi, naikkan kembali 20 mmHg  begitu pun seterusnya dan dilakukan secara bertahap.
  10. Manset yang dipompa tadi akan menyebabkan tekanannya menjadi meningkat serta menekan arteri hingga menyebabkan aliran darah menjadi berhenti mengalir.
  11. Selanjutnya buka kembali katup untuk mengatur udara dengan memutarnya ke sebelah kiri.
  12. Dengarkan suara dari stetoskop yang muncul saat katup manset dibuka, serta amati angkanya.
  13. Untuk detak yang didengar pertama kali merupakan suara dari tekanan sistolik, sedangkan untuk detak yang terdengar terakhir sebelum suara detak tersebut menghilang adalah suara tekanan diastolik.

2. Cara Memakai Tensimeter Aneroid

Cara Memakai Tensimeter Aneroid

Tensimeter selanjutnya adalah tensimeter aneroid. Meskipun tidak serumit tensimeter air raksa dalam cara pemakaiannya, tetapi tensimeter ini masih cukup sulit untuk digunakan secara mandiri oleh orang awan. Langsung saja, berikut adalah cara untuk menggunakan tensimeter aneroid:

  1. Persiapkan sebuah tensimeter aneroid dan juga stetoskop untuk mempermudah proses analisa.
  2. Kemudian, pasang manset di lengan kiri pasien kamu. Pastikan manset telah terpasang dengan benar dan tidak longgar. Biasanya ada tanda posisi arteri untuk panduan memasangkan manset dengan benar.
  3. Selanjutnya, letakkan posisi manometer ke tempat yang kamu nantinya mudah untuk melihatnya. Kamu dapat mengaitkannya di bagian atas dari manset.
  4. Pakai stetoskop pada telinga kamu serta letakkan ujung stetoskop pada bagian siku dalam, dimana tempat tersebut terdapat denyut nadi yang dapat dengan mudah terdengar.
  5. Jika kamu merasa semuanya telah terpasang dengan benar, maka kamu bisa mulai pengukuran.
  6. Pastikan bila katup pelepas udara yang ada pada bola tensi tertutup. Kemudian pompa hingga manset menjadi mengembang.
  7. Pompa sampai denyut nadi tidak dengar di stetoskop lagi.
  8. Jika denyut nadi tidak terdengar, maka berhentilah sementara.
  9. Lalu bukalah katup Pelepas tekanan secara perlahan supaya udara bisa keluar.
  10. Perhatikan jarum yang menunjukkan tekanan.
  11. Catat tekanan ketika kamu pertama mendengarkan detak nadi keras alias tekanan sistolik.
  12. Tunggu hingga denyut nadi tersebut melemah dan tidak terdengar lagi alias tekanan diastolik.

3. Cara Memakai Tensimeter Digital

Cara Memakai Tensimeter Digital

Tensimeter yang terakhir adalah tensimeter digital. Tensimeter ini adalah yang paling mudah digunakan, bahkan oleh orang awam sekalipun. Nah, berikut adalah cara untuk menggunakan tensimeter digital:

  1. Letakkan lengan kanan ataupun lengan kiri pada atas permukaan yang datar.
  2. Posisikan telapak tangan menghadap atas, kemudian masukkan ke dalam manset.
  3. Pasangkan manset kurang lebih 2 cm pada atas lipatan siku dan pastikan ujung dari selang manset berada pada bagian atas dan juga tengah lengan.
  4. Kencangkan manset sehingga hanya bisa menyelipkan dua ujung jari saja pada bagian tepi manset.
  5. Kemudian kamu tekan tombol mulai.
  6. Tetaplah dalam kondisi rileks ketika manset mulai mengembang serta menekan lengan.
  7. Jangan terlalu banyak bergerak serta tetaplah diam ketika proses pengukuran tekanan darah. Karena kalau kamu bergerak, berbicara, mengunyah atau bahkan tertawa dapat memengaruhi hasil dari pembacaan tensimeter digital tersebut.
  8. Tunggu hingga manset menjadi mengempis serta hasil pengukuran ditampilkan di monitor.
  9. Kamu harus memperhatikan angka yang muncul pada monitor, kemudian kamu harus membedakan angka yang menunjukkan nilai dari tekanan darah dan juga nilai dari denyut nadi.

Nah itulah tadi informasi mengenai cara menggunakan tensimeter sesuai dengan jenisnya masing-masing. Semoga informasi mengenai cara menggunakan tensimeter tersebut dapat berguna dan bermanfaat bagi kamu.

Ketahui Besaran Yang Diukur Tensimeter

Meskipun banyak orang yang sudah mengetahui tensimeter, namun banyak di antara mereka yang masih belum mengetahui besaran yang diukur tensimeter. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini kami akan memberikan informasi mengenai besaran yang bisa diukur oleh tensimeter.

Besaran yang diukur tensimeter

Besaran yang diukur dengan menggunakan tensimeter ialah mmHg. Satuan mmHg merupakan satuan yang dipakai untuk menyatakan sebuah tekanan, dengan memakai milimeter kenaikan air raksa sebagai standar dari pengukurannya. Dalam dunia medis, mmHg seringkali digunakan untuk menyatakan tekanan darah.

Meskipun sekarang ini tensimeter yang menggunakan pengukur dengan air raksa telah sangat jarang digunakan, bahkan sebenarnya sudah secara resmi dilarang penggunaannya di dunia internasional, namun bahkan hingga kini tekanan darah masih tetap dinyatakan dalam satuan mmHg. Walaupun pemeriksaan tekanan darah yang dilakukan sudah menggunakan tensimeter aneroid atau bahkan sudah menggunakan tensimeter digital, hasil pemeriksaan tersebut tetap saja masih dinyatakan dalam bentuk mmHg.

Pengertian mmHg Atau Milimeter Air Raksa

Milimeter air raksa atau yang lebih sering disebut mmHg, merupakan satuan tekanan manometrik, yang mana sebelumnya telah didefinisikan sebagai sebuah tekanan ekstra yang telah dihasilkan kolom air raksa yang memiliki tinggi satu milimeter, dan sekarang ini telah diartikan sebagai 133,322387415 pascal. Hal ini kemudian dilambangkan menggunakan simbol mmHg  dan juga mm Hg. Walaupun satuan ini tidak termasuk kedalam satuan SI, satuan milimeter air raksa hingga sekarang ini masih tetap dipakai dalam dunia kedokteran, penerbangan, meteorologi dan banyak lainnya.

Terutama satuan ini sangat penting bagi dunia kedokteran, sebab satuan inilah yang digunakan untuk menghitung dan menentukan tekanan dari seseorang. Satuan ini telah lama melekat dalam dunia medis semenjak zaman dulu, ketika tensimeter pertama kali ditemukan. Bahkan meskipun air raksa sendiri sudah tidak lagi digunakan, namun tetap saja satuan mmHg masih digunakan hingga sekarang ini.

Satuan mmHg Pada Penentuan Kondisi Tekanan Darah

Satuan mmHg Pada Penentuan Kondisi Tekanan Darah

Seperti yang kamu ketahui, dalam dunia kedokteran satuan mmHg memiliki peranan yang sangat penting. Sebab satuan mmHg adalah satuan yang digunakan untuk menentukan kondisi tekanan darah dari seseorang. Nah berikut adalah kondisi tekanan darah seseorang, berdasarkan satuan mmHg:

1. Kondisi Normal

Jika tekanan darah seseorang kurang dari 120/80 mmHg, maka bisa dikatakan bahwa kondisi tekanan darah dari orang tersebut adalah normal. Sehingga bagi orang yang mempunyai tekanan darah normal, maka harus bisa mempertahankan kondisinya tersebut. Caranya adalah dengan memakan makanan yang bernutrisi serta memiliki gizi seimbang. Selain itu harus rajin berolahraga, agar kondisi tekanan darahnya tetap normal dan lancar.

2. Kondisi Prahipertensi

Pada kondisi ini, tekanan darah dari seseorang berada di antara 120–129 mmHg sistolik, serta diastolik orang tersebut kurang dari 80 mmHg. Jika seseorang mengalami kondisi tersebut ada baiknya segera diatasi. Sebab, prahipertensi jika tidak segera diatasi bisa berubah menjadi hipertensi. Maka dari itu, gaya hidup yang sehat harus dilakukan oleh orang dengan kondisi ini. Selain itu orang dengan kondisi ini juga harus mampu mengelola diri dari stres agar kondisinya tidak semakin parah.

3. Kondisi Hipertensi Derajat 1

Orang yang memiliki kondisi hipertensi derajat 1 mempunyai tekanan darah pada 130–139 mmHg sistolik serta 80-89 mmHg diastolik. Tetapi kamu harus tenang terlebih dahulu jika baru sekali di diagnosa kondisi ini. Karena belum tentu kamu memang mengalami kondisi ini. Bisa saja hal ini terjadi karena kamu gugup saat menjalani pemeriksaan sehingga tekanan darahmu menjadi tidak stabil. Maka dari itu umumnya dokter akan melakukan pengecekan ulang untuk memastikan apakah kamu benar-benar mengidap kondisi ini.

4. Kondisi Hipertensi derajat 2

Kamu bisa dikatakan mengalami kondisi hipertensi derajat 2 jika tekanan darahmu secara konsisten berada di 140/90 mmHg. Apabila kamu di diagnosa kondisi ini, dokter biasanya akan menyarankan kamu untuk menjalankan pola hidup sehat serta memberikan kamu resep obat-obatan yang digunakan untuk menurunkan tekanan darah milikmu, yang harus kamu konsumsi secara rutin. Sebab kondisi ini harus segara ditangani sebelum kondisi ini berubah menjadi lebih buruk lagi.

5. Kondisi Krisis Hipertensi

Biasanya saat hasil pemeriksaan darahmu mencapai 180/120 mmHg, kamu akan diminta untuk mengulangi lagi pemeriksaan tersebut setelah 5 menit dari pemeriksaan pertama. Ketika telah diulang tekanan namun hasilnya tetap sama, maka kamu membutuhkan bantuan dari Dokter. Sebab kondisi ini sudah mencapai level kritis yang berpotensi untuk membahayakan jiwa kamu. Terlebih jika terdapat kondisi lain yang menyertai misalnya nyeri dada, rasa lemas, mati rasa, sesak napas, nyeri punggung, kesulitan berbicara, dan gangguan mata. Maka sesegera mungkin kamu harus ke dokter.

6. Kondisi Hipotensi

Kondisi terakhir ini kebalikan dari kondisi sebelumnya. Karena jika tekanan darahmu sering kali kurang dari 90/60 mmHg, maka kamu mengalami hipotensi alias tekanan darah rendah. Kondisi ini seringkali disertai oleh rasa pusing yang luar biasa, sebab kamu kekurangan pasokan oksigen pada darahmu. Orang yang mengalami hipotensi biasanya juga akan mengalami dehidrasi. Meskipun secara umum kondisi hipotensi tidak terlalu membahayakan, tapi pada saat tertentu kondisi ini juga bisa mengancam nyawa karena kondisi ini bisa menyebabkan organ dalam mengalami kerusakan sebab sering kali mengalami kekurangan pasokan oksigen.

Itulah tadi informasi singkat mengenai besaran yang diukur tensimeter. Semoga informasi singkat mengenai besaran yang bisa diukur menggunakan tensimeter tersebut dapat bermanfaat bagi kamu, serta bisa menambah wawasan kamu.

Fungsi Tensimeter Digital Yang Harus Kamu Ketahui

Ketika kamu akan membeli tensimeter digital, tentunya kamu harus mengetahui terlebih dahulu fungsi tensimeter digital. Sebab dengan mengetahui fungsi dari tensimeter digital, bisa memberikan kamu gambaran mengenai produk tersebut. Nah untuk itulah, kami sajikan informasi mengenai fungsi dari tensimeter digital.

Fungsi Tensimeter Digital

Tensimeter digital merupakan sebuah alat untuk mengukur tekanan darah yang mampu bekerja secara otomatis. Selain itu hasil pengukuran dari tensimeter lebih mudah diketahui, sebab hasil langsung ditampilkan pada layar yang ada. Selain itu hasil pengukuran tekanan dari alat ini memiliki tingkat keakuratan yang cukup tinggi. Dengan menggunakan tensimeter ini kamu dapat mengetahui apakah tekanan darahmu normal atau tidak. Sehingga apabila tekanan darahmu terlalu tinggi ataupun terlalu rendah, bisa segera memperoleh perawatan yang tepat. Tekanan darah merupakan sesuatu yang perlu dicek secara rutin. Sebab tekanan darah bisa berubah sewaktu-waktu. Jika tidak mendapatkan perawatan yang memadai, kondisi tersebut bisa membahayakan diri kamu.

Beberapa kondisi yang ditimbulkan oleh tekanan darah yang terlalu tinggi adalah stroke dan penyakit jantung. Sedangkan kondisi yang disebabkan karena rendahnya tekanan darah dalam tubuh adalah pandangan menjadi kabur, serta gangguan pada organ dalam. Maka dari itu, meskipun sejauh ini kamu memiliki kondisi tekanan darah yang normal, tidak ada salahnya jika kamu melakukan pengecekan tekanan darah secara rutin. Sebab tekanan darah sendiri bisa berubah-ubah. Terlebih bagi kamu yang memiliki riwayat tekanan darah yang tidak normal, maka hal ini sangat dianjurkan untuk dilakukan secara rutin agar bisa memonitor kondisi kamu, sehingga tidak menjadi semakin parah.

Selain itu jika kamu mempunyai tensimeter digital yang ada di rumah, hal ini akan semakin baik lagi, sebab kamu bisa mengontrol kondisimu dari rumah tanpa perlu antri di rumah sakit terlebih dahulu. Selain itu, ketika kamu periksa ke dokter seringkali menimbulkan rasa cemas, yang menyebabkan tekanan darahmu menjadi naik. Sehingga hal ini membuat hasil diagnosis tekanan darahmu menjadi tidak valid. Cara menggunakannya juga sangat mudah sehingga bisa dipelajari siapa saja, ditambah lagi bentuknya juga praktis. Kamu hanya perlu memasangkan mansetnya pada lengan, kemudian tekan tombol mulai dan tunggu hasil tesmu muncul pada layar yang ada.

Tips Memilih Tensimeter Digital

Tips Memilih Tensimeter Digital

Dalam memilih tensimeter digital tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Sebab, memilih tensimeter digital memerlukan pertimbangan yang matang agar nantinya bisa kamu gunakan dengan benar. Nah berikut ini adalah tips untuk memilih tensimeter digital agar sesuai ketika kamu gunakan:

1. Pilih tensimeter digital yang pas dengan kamu

Pertama yang harus kamu perhatikan ketika membeli sebuah tensimeter digital di rumah ialah memilih manset yang memiliki ukuran pas dengan lengan kamu. Karena, manset dengan ukuran yang salah dan tidak pas, dapat berpengaruh terhadap tingkat akurasi dari pembacaan tekanan darah. Maka dari itu, supaya tidak salah memilih ukuran, ada baiknya kamu minta bantuan seorang tenaga kesehatan untuk menentukan ukuran dari manset yang pas dan sesuai dengan ukuran lengan kamu. Selain itu, kalau kamu berkeinginan untuk bisa menggunakan tensimeter digital tersebut ketika berada di perjalanan, maka pilihlah tensimeter yang mempunyai desain yang praktis dan tentunya ringan. Lebih baik lagi jika tensimeter ditaruh di tas pelindung sehingga kondisinya tetap aman.

2. Pilih tensimeter digital yang bisa dengan mudah kamu pakai

Tips selanjutnya ketika kamu hendak membeli tensimeter digital adalah memastikan alat tersebut mudah untuk kamu gunakan. Sehingga ada baiknya kamu mencoba dahulu beberapa tensimeter digital yang terdapat pada apotek atau toko peralatan medis. Dengan begitu kamu bisa tahu tensimeter digital manakah yang paling mudah kamu gunakan.

3. Pertimbangkan fitur yang tersedia

Tidak hanya memilih tensimeter digital yang sesuai dengan kamu saja, kamu juga harus mempertimbangkan fitur yang terdapat pada tensimeter tersebut. Pilih fitur yang kamu perlukan serta yang paling terlengkap. Misalnya fitur yang mampu menyimpan hasil tekanan darah, sehingga kamu dapat mengetahui perkembangan kondisi tekanan darah, dari waktu ke waktu. Ada beberapa tensimeter digital yang mampu mengirimkan hasil tes yang telah dilakukan ke perangkat android yang kamu miliki.

4. Sesuaikan harga tensimeter digital dengan uang yang kamu miliki

Perlu kamu ketahui bahwa harga dari tensimeter digital itu sangalah bervariasi, sesuai dengan merek serta fitur yang ada di dalamnya. Meski begitu, hal tersebut bukan berarti jika harganya semakin tinggi, maka kualitasnya lebih baik dibandingkan yang lainnya. Sehingga kamu tidak perlu membeli tensimeter digital yang memiliki teknologi tinggi dan terbaru. Hal yang paling penting adalah memilih tensimeter digital yang memiliki fitur sesuai kebutuhan kamu serta harga dari tensimeter tersebut juga sesuai dengan uang yang kamu miliki. Jangan memaksakan diri membeli tensimeter yang mahal, sebab hal tersebut akan merugikan dirimu sendiri.

5. Lihat ulasan dari pelanggan lain

Tips lainnya ketika kamu akan membeli tensimeter digital, terutama lewat online, maka ada baiknya apabila kamu membaca ulasan dari orang-orang yang pernah membeli serta menggunakan tensimeter digital jenis tersebut. Karena seringkali ada beberapa hal yang hanya diketahui oleh mereka yang sudah menggunakan alat tersebut. Dengan begitu kamu akan memiliki gambaran serta pertimbangan sebelum memutuskan untuk benar-benar membeli alat tersebut.

Nah itulah tadi informasi mengenai fungsi tensimeter digital yang harus kamu ketahui. Semoga informasi mengenai fungsi dari tensimeter tersebut dapat berguna dan juga dapat bermanfaat bagi kamu nantinya.

Tensimeter Adalah: Pengertian, Sejarah, Dan Jenis-Jenis Tensimeter

Kamu mungkin sudah mengetahui bahwa tensimeter adalah alat yang sering digunakan oleh para dokter dan tenaga medis untuk memeriksa kondisi dari pasiennya. Namun, mungkin sebagian dari kamu masih belum mengetahui apa itu tensimeter. Nah oleh sebab itulah, pada kesempatan ini kami akan memberikan kamu informasi mengenai pengertian, sejarah, serta jenis-jenis dari tensimeter.

Tensimeter Adalah

Tensimeter merupakan suatu alat kesehatan yang dipakai untuk mengukur tekanan darah. Alat ini bisa membantu mengetahui tekanan darah seseorang. Sehingga dengan alat ini kamu dapat menilai mengenai normal ataupun tidaknya tekanan darah dari seseorang. Umumnya tekanan darah manusia normal adalah di antara 100 sampai 130mmHg pada tekanan sistolik, dan untuk tekanan diastolik yang normal adalah 60 sampai 90mmHg. Sistolik merupakan sebuah tekanan tertinggi yang dicapai ketika otot jantung sedang berkontraksi. Kebalikannya, diastolik merupakan tekanan darah arteri yang terendah dalam periode siklus denyut jantung.

Sejarah Dari Tensimeter

Sejarah Dari Tensimeter

Pada awalnya tensimeter ditemukan Samuel Siegfried Karl Rotter von Basch sekitar tahun 1881 silam. Alat ini diberi nama sphygmomanometer yang merupakan cikal bakal dari tensimeter modern alias tensimeter digital. Bentuk alat ini begitu sederhana dan cukup mudah untuk dibuat. Sebab, alat ini hanya terbuat dari bola karet yang di dalamnya diisi oleh air, yang tujuannya adalah untuk membatasi aliran darah pada arteri. Kemudian, bola karet tersebut dihubungkan pada kolom yang telah terisi air raksa. Fungsi dari hal tersebut adalah sebagai satuan pengukuran yang seringkali disebut mmHg alias milimeter air raksa.

Selanjutnya penemuan tersebut disempurnakan lagi oleh Scipione Riva-Rocci, yang merupakan seorang dokter anak serta ahli penyakit dalam dari negara Italia, saat tahun 1896 silam. Rocci memberikan tambahan sebuah komponen cuff atau manset yang ditempatkan di lingkar lengan serta terhubung pada alat pemompa udara. Cuff kemudian akan terisi udara perlahan-lahan, serta menekan aliran dari darah pada lengan, hingga akhirnya denyut nadi tidak bisa terdeteksi. Sehingga bisa dikatakan, berkat adanya penambahan cuff pada alat ini, mampu memberikan hasil yang jauh lebih akurat lagi.

Kemudian dengan seiring meningkatnya kesadaran banyak orang mengenai bahaya dari air raksa, perlahan-lahan penggunaan dari alat tersebut kemudian mulai ditinggalkan. Sebagai informasi tambahan, Uni Eropa sendiri secara resmi telah melarang peredaran dan penjualan alat kesehatan yang memiliki kandungan merkuri pada 3 April 2009. Karena itulah kemudian muncul sebuah alat yang diberi nama aneroid sphygmomanometer. Aneroid Sphygmomanometer memakai jarum untuk menunjukkan status tekanan darah. Tetapi, untuk satuan pengukurannya masih tetap berpedoman pada satuan mmHg atau milimeter air raksa. Aneroid tidak memakai cairan untuk menggunakannya. Hal ini berarti alat tersebut tidak menggunakan air raksa.

Semakin berkembangnya zaman, kemudian lahirlah tensimeter digital yang tidak hanya bisa dipakai oleh para tenaga medis saja, namun orang awam juga bisa untuk menggunakannya secara mandiri. Sebab cara untuk menggunakan tensimeter digital sangatlah mudah dan tidak membutuhkan keterampilan khusus untuk bisa mengoperasikannya. Nah untuk tensimeter digital sendiri ada dua jenisnya, yaitu tensimeter digital yang penggunaannya dipasang pada lengan, serta tensimeter digital yang dipakaikan pada pergelangan tangan. Bentuk dari tensimeter digital sangat praktis sehingga tidak memakan tempat.

Macam-macam Jenis Tensimeter

Macam-macam Jenis Tensimeter

Setelah mengetahui pengertian dan juga sejarah dari tensimeter, tidak ada salahnya jika kamu juga mengetahui jenis-jenis dari tensi meter. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, tensimeter memiliki beberapa jenis. Setiapnya jenisnya tersebut mempunyai bentuk serta cara kerja yang berbeda-beda. Nah adapun jenis-jenis dari tensimeter ialah sebagai berikut:

1. Tensimeter Raksa

Tensimeter raksa adalah jenis alat untuk mengukur tekanan darah secara manual yang menggunakan air raksa sebagai parameter dari pengukurannya. Untuk jenis tensimeter raksa umumnya dipakai oleh para profesional medis sebab tingkat akurasinya yang cukup tinggi dan untuk teknis dari penggunaannya juga memerlukan sebuah ketrampilan khusus. Namun sekarang ini, tensimeter jenis ini sudah jarang atau bahkan tidak pernah lagi digunakan sebab dalam prosesnya menggunakan air raksa yang sangat berisiko jika sampai terkena kulit ketika alat tersebut pecah. Selain itu tensimeter jenis ini memerlukan stetoskop agar supaya dapat mendengarkan bunyi dari tekanan diastolik serta sistolik dari jantung.

2. Tensimeter Aneroid

Hampir sama dengan jenis tensimeter raksa, tensimeter ini juga memerlukan stetoskop. Tetapi bedanya adalah pada jenis ini tidak memakai air raksa, tetapi memakai putaran berangka yang memiliki jarum penunjuk. Tensimeter aneroid umumnya terdiri dari meteran pengukur tekanan, bola pompa, serta sebuah selang yang terhubung pada manset. Untuk hasil dari proses pengukur dapat diketahui dari jarum penunjuk yang terdapat pada meteran dengan bentuk bulat. Tensimeter aneroid juga mempunyai akurasi hasil pengukuran yang cukup tinggi serta bentuknya jauh lebih ringkas daripada jenis tensimeter raksa, sehingga membuatnya mudah untuk dibawa.

3. Tensimeter Digital

Tensimeter jenis ini menampilkan hasil pengukuran secara digital. Jika dibandingkan tensimeter lainnya, jenis tensimeter digital lebih mudah dioperasikan bahkan untuk orang awam sekalipun. Cara menggunakannya sangat sederhana, sebab pengguna hanya harus menekan tombol mulai dan berhenti. Alat ini bekerja otomatis untuk melakukan pengukuran dengan hasil yang langsung ditampilkan pada layar. Kelebihan lainnya tensimeter digital ialah tensimeter ini dengan fitur tambahan untuk  menyimpan hasil pengukuran yang telah dilakukan sebelumnya.

Jadi begitulah informasi singkat mengenai tensimeter adalah: pengertian, sejarah, dan jenis-Jenis tensimeter. Semoga informasi singkat tersebut dapat berguna serta dapat menambah wawasan kamu mengenai tensimeter.

Beginilah SOP Tensimeter Air Raksa yang Perlu Dipahami

Kini, masyarakat umum sudah bisa mencoba untuk mengecek tekanan darah pada dirinya sendiri dengan memakai tensimeter air raksa yang sudah dijual di platform daring. Apabila kamu bukan orang yang bergerak di bidang kesehatan, maka kemungkinan belum mengetahui seperti apa SOP tensimeter air raksa yang diberlakukan saat ini. Untuk memahami hal tersebut, maka ini dia penjelasan singkatnya.

SOP Tensimeter Air Raksa

SOP Tensimeter Air Raksa

Standar Operasional Prosedur merupakan sebuah hal yang harus dipahami oleh siapa saja yang memiliki tugas untuk melakukan sesuatu terlebih pada bidang kesehatan. Standar ini akan membantu pelaksana untuk melakukan tugasnya dengan lebih baik sehingga tidak akan ada praktik yang berlawanan dan malah membahayakan pasien.

Pada tensimeter air raksa sendiri, terdapat beberapa standar operasional prosedur yang harus dipahami tidak hanya untuk tenaga kesehatan saja, namun masyarakat awam juga diperbolehkan untuk memahaminya sehingga bisa menambah ilmu tentang alat ini. Berikut ini adalah standar operasional prosedur tensimeter air raksa yang dapat dipelajari dengan baik.

  • Buka tensimeter air raksa.
  • Geser jarum menuju ke arah ‘ON’ sehingga air raksa pun naik.
  • Raba nadi pasien yang ingin diperiksa, lalu pasanglah manset di lengan pasien yang sesuai dengan ukuran pasien.
  • Lilitkan manset tensimeter ke lengan atas sebelah kanan atau kiri dan sematkan di atas siku. Pada bagian ini terdapat pembuluh darah arteri yang berasal dari jantung secara langsung sehingga manset pun dililitkan pada bagian ini.
  • Usahakan untuk mengatur letak tensimeter sejajar dengan jantung baik itu dalam posisi berdiri, duduk, atau pun tidur. Periksa tangan pasien yang berada dalam keadaan rileks.
  • Tutup katup pengatur udara yang ada di dalam pompa karet manset tensimeter. Cara untuk menutupnya yaitu putar dari arah ke kanan hingga habis.
  • Pompa udara agar masuk ke dalam manset dengan cara menekan pompa karet itu berulang-ulang hingga tekanan pada tensimeter menunjukkan angka 140 mmHg. Tekanan 140 mmHg dijadikan sebagai standar pengukuran awal sebab angka ini merupakan tekanan yang berada di atas tekanan Orang dewasa yang tidak menderita hipertensi dan memiliki tekanan systole sebesar 120 mmHg. Sementara itu, penderita hipertensi memiliki tekanan yang lebih dari itu.
  • Manset yang sudah dipompa akan membuat tekanan meningkat dan mampu menekan arteri brachialis sehingga aliran darah pun akan berhenti mengalir secara sementara.
  • Bukalah kembali katup pengatur udara dengan memutarnya menuju ke kiri, lalu dengar dan amatilah suara yang muncul dari stetoskop. Suara itu akan timbul saat katup manset dibuka, lalu pada saat itu perhatikan angka yang muncul di tensimeter.
  • Apabila sudah mendapatkan nilai pengukuran, maka rapikan kembali perlengkapan tensimeter dan geser kembali jarum tensimeter menuju ke arah ‘OFF’ sehingga air raksa tidak tumpah.

Cara Membaca Skala Tensimeter Air Raksa

Cara Membaca Skala Tensimeter Air Raksa

Tensimeter air raksa akan memperlihatkan dua angka yakni angka bawah dan angka atas. Tekanan darah diastolik adalah angka bawah dan terendah yang menunjukkan tekanan darah ketika jantung merasa rileks di antara detakan. Sedangkan tekanan sistolik merupakan angka atas yang mana angka ini adalah tingkat tertinggi yang dicapai oleh tekanan darah ketika jantung sedang berdetak dan memompa darah menuju ke seluruh tubuh.

Umumnya, tekanan darah yang ditunjukkan pada tensimeter air raksa akan memiliki satuan mmHg. Lalu, bagaimana sebenarnya membaca hasil tekanan darah pada tensimeter air raksa?

1. 90/60 mmHg atau Lebih Rendah

Pada umumnya, apabila angka seperti ini muncul pada tensimeter air raksa, maka hal ini memiliki tanda bahwa seseorang memiliki tekanan darah rendah. Tekanan darah rendah kadang akan membuat tubuh merasa lemas, pusing, dan berisiko pingsan. Untuk itu, bagi yang memiliki tekanan darah rendah diharapkan untuk selalu memeriksakan diri pada ahli kesehatan dan dokter.

2. 90/60 mmHg sampai 120/80 mmHg

Tekanan yang kedua ini menunjukkan tekanan darah yang ideal dan normal. Biasanya, tekanan darah pada angka ini memiliki kesehatan yang bagus dan terhindar dari risiko terkena stroke atau penyakit jantung. Untuk mempertahankan tekanan darah normal, maka perlu menerapkan gaya hidup yang sehat setiap hari.

3. 120/80 mmHg sampai 140/90 mmHg

Tekanan darah yang selanjutnya ini disebut sebagai tekanan darah tinggi hingga normal. Meskipun tidak membahayakan, namun tekanan darah ini tetap sedikit lebih tinggi daripada batas yang seharusnya. Dalam artian bahwa tekanan darah dapat semakin meningkat setiap saat, sehingga usahakan untuk melakukan perubahan gaya hidup agar bisa menurunkan tekanan darah.

4. 140/90 mmHg atau yang Lebih Tinggi

Banyak otoritas media kesehatan dan dokter di dunia ini yang menjadikan tekanan darah ini sebagai batas untuk mendiagnosis hipertensi atau tekanan darah tinggi. Angka ini adalah titik batas risiko masalah kesehatan yang serius dan kemungkinan akan meningkat tetap tinggi. Dokter akan memberikan resep tertentu dan menyuruh pasien untuk mengonsumsi beberapa makanan atau produk yang berguna untuk membantu tekanan darah untuk menurun dan kembali berubah menjadi lebih stabil lagi.

Begitulah SOP tensimeter air raksa dan cara membaca angka tekanan darah pada tensimeter ini yang bisa kamu perhatikan. Melakukan pengecekan pada tekanan darah adalah hal yang sangat penting dan harus dilakukan secara masif. Sehingga tidak ada masalah kesehatan berbahaya yang mengintai dan kamu pun mampu mempersiapkan diri untuk selalu memperbaiki pola hidup agar tekanan darah tidak terlalu rendah atau terlalu tinggi.

Fungsi Tensimeter Air Raksa yang Wajib Diketahui

Tensimeter air raksa termasuk ke dalam salah satu alat kesehatan yang sangat berguna untuk masyarakat. Sebab, alat ini mampu memberitahukan angka tekanan darah dengan mudah dan tidak akan memberikan hasil yang bersifat subjektif. Lantas, sebenarnya apa saja fungsi tensimeter air raksa ini? Untuk mengetahuinya, simaklah artikel yang ada di bawah ini.

Fungsi Tensimeter Air Raksa

Fungsi utama yang dimiliki oleh tensimeter air raksa tentunya untuk mengukur tekanan darah yang dimiliki oleh seseorang. Tekanan darah tersebut harus diketahui sebelum melakukan beberapa hal tertentu seperti ketika ingin melakukan pemeriksaan kesehatan rutin, melakukan vaksinasi, dan lain sebagainya sehingga memakai tensimeter ini adalah hal yang penting.

Hal yang membuat tensimeter air raksa berbeda dibandingkan dengan yang lainnya adalah tensimeter ini mampu mendapatkan data yang jauh lebih akurat apabila dibandingkan dengan jenis tensimeter yang lainnya. Ini merupakan hal yang tidak mengherankan karena proses yang diterapkan pada tensimeter ini masih memakai air raksa dan bukan digital sehingga hasil yang didapat pun akan sangat akurat.

Bahkan, tensimeter air raksa ini pada beberapa tahun yang lalu dikatakan sebagai golden standard yang terbaik ketika melakukan pengukuran tekanan darah. Oleh karena hal itu, maka kita dapat mempercayai hasil yang ditunjukkan oleh tensimeter air raksa ini selama alatnya tidak rusak.

Meskipun proses untuk menggunakan tensimeter air raksa ini masih termasuk ke dalam teknik manual alias harus dilakukan dengan tangan secara langsung, namun tensimeter air raksa masih sering dijumpai di klinik atau pun rumah sakit. Dengan memanfaatkan tensimeter air raksa, maka kita pun bisa dengan lebih mudah menilai tekanan darah tinggi yang dirasakan pada saat ini termasuk ke dalam kategori normal, rendah, atau pun tinggi.

Kelebihan Tensimeter Air Raksa

Kelebihan Tensimeter Air Raksa

Dalam penggunaannya, tensimeter air raksa memang cenderung lebih rumit dibandingkan termometer lain. Terlebih, alat ini harus membutuhkan tenaga ahli dalam melakukan pemeriksaan dan bahaya kontaminasi logam berat pun semakin besar ketika air raksanya pecah atau bocor. Akan tetapi, alat ini juga tetap menyediakan beberapa kelebihan yang membuatnya sangar bermanfaat, yaitu:

1. Tahan Lama

Kelebihan pertama yang dimiliki oleh tensimeter air raksa adalah jangka waktu yang bisa digunakan untuk memakai alat ini cenderung sangat lama. Hal ini tidak mengherankan sebab tensimeter memiliki cairan air raksa yang membuatnya tidak gampang rusak dan bisa dipakai selama bertahun-tahun lamanya.

Akan tetapi, untuk membuatnya tahan lama pun perlu pemeliharaan yang lebih baik. Usahakan untuk selalu menyimpan tensimeter air raksa pada tempat yang sangat aman sehingga tidak ada orang lain yang menyenggol alat ini dan membuatnya pecah. Apabila air raksa pecah, cairan itu tidak hanya merugikan kondisi kesehatan tubuh, namun juga membuat lingkungan juga tercemar sehingga selalu berhati-hati dalam menjaga dan menyimpan alat ini.

2. Hasil yang Diperoleh Memiliki Akurasi Tinggi

Kelebihan yang selanjutnya yaitu alat tensimeter air raksa akan menghasilkan tingkat akurasi yang sangat tinggi. Hasil yang dihasilkan sangat berbeda dan lebih benar apabila dibandingkan dengan tensimeter seperti tensimeter digital yang terkadang tidak terlalu akurat karena alat tersebut sepenuhnya bergantung pada mesin digital.

Hal itu bisa terjadi karena sistem kerja ini yang jauh lebih rumit yakni stetoskop yang dikombinasikan dengan keberadaan air raksa. Dengan keberadaan sistem kerja yang baik ini, maka tidak mengherankan apabila hasil pemeriksaan tekanan darah bisa menjadi lebih akurat sehingga bisa menentukan apa suatu tekanan darah termasuk normal atau tidak.

Cara Melakukan Kalibrasi dengan Tensimeter Air Raksa

Cara Melakukan Kalibrasi dengan Tensimeter Air Raksa

Agar tensimeter dapat dipakai untuk mengukur tekanan darah, maka perlu melakukan kalibrasi secara rutin. Cara untuk melakukan kalibrasi sederhana adalah sebagai berikut:

  1. Sebelum memakai tensimeter air raksa, cairan tersebut harus tetap berada level angka no.
  2. Pompa manset hingga angkanya mencapai 200 mmhg, lalu tutup valve buang secara rapat. Beberapa menit kemudian, angka pada tensimeter harus tidak turun sebanyak lebih dari 2 mmhg. Dengan begitu, kita bisa melihat apakah terdapat bagian di dalam tensimeter air raksa yang bocor.
  3. Lepas selang dari tabung kontainer tensimeter air raksa. Perhatikan bahwa laju penurunan kecepatan angka dari 200 mmhg menuju ke angka 0 mmhg harus selama 1 detik.
  4. Apabila kecepatan penurunan air raksa pada tensimeter mencapai lebih dari 1 detik, maka bisa dipastikan bahwa tensimeter air raksa berada di dalam kondisi yang bagus. Sementara itu, apabila kecepatan penurunan air raksa berjalan terlalu lambat, maka hal ini akan menjadi tanda bahwa terdapat kesalahan atau pun masalah pada tensi meter. Umumnya, tekanan darah sistolik pada seseorang akan terlalu tinggi dari hasil yang sebenarnya, begitu pula tekanan darah diastolik.

Alasan Mengapa Penurunan Air Raksa Terlalu Lambat

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, proses penurunan air raksa pada tensimeter harus berjalan cepat yakni 1 detik. Namun, ada beberapa faktor lain yang membuat penurunannya berjalan terlalu lamat yakni:

  1. Terdapat debu atau udara pada air raksa
  2. Tabung kaca kotor atau air raksa terjadi oksidasi
  3. Saringan yang terhambat karena dipakai dalam waktu yang terlalu lama

Itu dia fungsi tensimeter air raksa dan beberapa informasi lainnya yang mampu membantu kamu memahami lebih lanjut tentang alat yang satu ini. Tidak bisa dipungkiri, tensimeter air raksa ini memang menawarkan keunggulan yang mumpuni sehingga tidak heran jika kontribusinya pada bidang kesehatan masih bisa ditemukan.